BERSIH: HARUS JADI PUTIH?


Ketika kemeriahan natal dan tahun baru telah usai, tibalah kita menapaki tahun 2019. 
 Apa yang terlintas  dalam benak ketika memasuki tahun ini? Sebagian besar dari kita , terlebih kita sebagai rakyat Indonesia pasti tertuju pada sesuatu hal penting yang akan terselenggara pada tahun ini. Banyak diantara kita yang menyebut tahun ini adalah “tahun politik”. Alasannya ... Ya, di tahun 2019 ini bangsa Indonesia akan berkesempatan kembali memilh pemimpin baru untuk negeri ini.
Di tengah situasi politik indonesia yang sedang menghangat atau bahkan cenderung memanas  ada banyak dari kita yang termasuk generasi milenial gereja, tak jarang lebih sering mengambil sikap acuh terhadap situasi ini bahkan ada yang  memutuskan untuk menjadi Golput  (Golongan putih) atau dengan kata lain tidak memberikan hak suaranya saat pemilu dengan berbagai alasan. Salah satu yang cukup sering menjadi alasan adalah merasa diri masih muda dan tak perlu ikut campur dalam urusan politik dan negara, karena tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan bangsa dan negara. Faktanya benarkah demikian?
            Masih ingatkah kita pada penggalan lirik : “Lima menit kita memilih, lima tahun kan kita jalani.. jangan hanya menjadi putih suara kita sangat berarti...”Penggalan lirik tersebut adalah lagu dari Cokelat band yang berjudul 5 menit untuk 5 tahun   Sebagian dari kita generasi muda gereja mungkin menganggap lirik lagu tersebut sudah tidak relevan dengan dengan kondisi bangsa saat ini, namun sebenarnya bila kita renungkan dan resapi maknanya bukankah alkitab juga menuliskan hal demikan, seperti yang tertulis pada  Yeremia 29 :7 : Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.
            Bukankah kita sebagai anak Tuhan terlebih generasi muda juga ingin hidup sejahtera di Indonesia ini? Nah sama seperti yang Firman Tuhan katakan dalam ayat tersebut, kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia diminta supaya berpartisipasi untuk kesejahteraannya. Bukan hanya dengan cara mendoakan saja, tetapi ada hal yang tak kalah penting juga yaitu mengusahakannya. Sebagai anak muda pasti kita membayangkan mengusahakan kesejahteraan kota berarti harus melakukan sesuatu hal yang besar dahulu baru bisa dikatakan  berdampak, contohnya seperti:membuat teknologi baru atau menjadi pejabat. Bayangan hal besar seperti yang ada dalam pemikiran kita memang tidak salah, namun itu hanya salah satu bentuk yang terlihat.
Pernahkah kita tersadar bahwa ada banyak cara lain untuk “mengusahakan kesejateraan” yaitu pemilu.  Ya, ikut serta dalam pemilu bukan hanya sekedar hak kita sebagai warga negara Indonesia,  tetapi lebih dari itu, pemilu adalah tanggung jawab kita setiap orang kristen. Tak dipungkiri karena kurangnya kesadaran tentang pemilu adalah tanggung jawab kita juga sebagai orang kristen, pada akhirnya memunculkan banyak pemikiran bahwa golput adalah solusi agar anak muda terbebas dari segala urusan berbau politik sehingga terlihat bersih. Pemikiran tersebut agaknya harus mulai di hilangkan karena dapat membawa dampak tidak baik , untuk diri kita sendiri dan terlebih untuk bangsa ini.
Mungkin akan timbul pertanyaan “kok bisa dengan memilh untuk golput aja dapat membawa dampak yang tidak baik? Apa hubungannya?” Jawabannya, ya tentu ada hubungannya  karena dengan menjadi golput atau tidak memilih berarti bisa dikatakan rugi sebagai warga negara. Setidaknya ada dua alasan sederhana yang menjadi kerugian kita bila memilih menjadi golput. Pertama, kita akan kehilangan hak sebagai warga negara Indonesia untuk menyuarakan pendapat.  Bukankah kita sebagai anak muda juga merasa senang, pendapat kita didengar? Begitu juga pemilu, yang merupakan ajang menyuarakan pendapat melalui surat suara untuk memilih pemimpin terbaik sesuai dengan hati nurani dan pandangan kita masing-masing. Kedua, kita bisa jadi melewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari yang ikut juga mengusahakan kesejahteraan bangsa secara nyata. Melewatkan kesempatan itu sama seperti doa tanpa usaha yang hakikatnya adalah mati jadi percuma saja bila kita menginginkan pemimpin yang terbaik untuk negeri ini tanpa berpartisipasi adalah sia-sia.
Menjadikan golput sebagai pilihan dan sekaligus alasan untuk berusaha menjadi bersih bukanlah sebuah solusi tepat. Sebagai anak muda terlebih generasi muda gereja kita harus tetap  ikut melaksanakan pemilu, bukan hanya  sebagai hak tetapi juga tanggung jawab kita kepada bangsa dan negara. Ikut berpatisipasi memilih dalam pemilu bukan berarti kita juga harus melupakan Firman Tuhan. Dalam memilih justru kita harus mengingat prinsip-prinsip  yang diajarkan alkitab tentang kepemimpinan, diantaranya:
·         Kepemimpinan yang menunjukkan kasih secara nyata bukan hanya kepada diri sendiri, tetapi terlebih kepada sesama dengan tulus.
·         Menjunjung tinggi keadilan yang memastikan bahwa setiap orang berhak diperlakukan secara adil tanpa membedakan.
·         Berani menyuarakan kebenaran
·         Rendah hati dalam arti tidak sombong dan mudah meremehkan orang lain, rela berkorban , serta mampu menjadi “telimga” pendengar yang baik sehingga dapat selalu siap melayani dan memberi bantuan bagi setiap orang yang membutuhkan.
·         Berjiwa tulus, berani menerima kekalahan dan berani mengakui kesalahan, juga tidak memiliki tendensi tertentu dalam melakukan sesuatu.
·         Bersikap jujur, yaitu tidak malu untuk mengakui kekurangannya, dan dapat secara obyektif dalam menilai sesuatu yang benar dan salah.
Pemilu adalah pesta untuk semua rakyat Indonesia, bukan hanya sekelompok orang saja, termasuk kita sebagai anak muda gereja. Lebih dari sekedar menjalan hak kita sebagai warga negara. Keikutsertaan dalam pemilu adalah juga wujud  tanggung jawab kita pada Tuhan  untuk mengusahakan kesejahteraan negara dan bangsa dimana kita ditempatkan saat ini.  Tanggung jawab sebagai bentuk kepercayaan yang Tuhan berikan kepada kita anak muda bahwa kita juga bisa jadi teladan yang nyata bagi Indonesia. Menjadi bersih bukan berarti harus jadi putih, tetaplah memilih dengan hati yang senantiasa memohon hikmat Tuhan agar nama-Nya dipermuliakan.
Selamat memilih dengan bersih.. tanpa harus jadi putih...

Comments

Popular posts from this blog

Menghidupkan kasih-Nya Lewat yang Terlupakan